ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KINERJA PT. XYZ
Abstract
Industri retail fashion accessories saat ini sedang berkembang pesat. Hal tersebut menjadi salah satu peluang bagi PT. XYZ sebagai salah satu pemain di industri tersebut dan menjadikannya sebagai tujuan bisnis perusahaan untuk bisa meraih keuntungan dan menjadi pemain nomor satu di Asia Tenggara. Perusahaan menyadari, untuk bisa mencapai visi dari perusahaan adalah dengan meningkatkan segala macam sumber daya yang ada di perusahaan, salah satunya adalah sumber daya manusia. Melalui sistem yang mampu menilai dan meningkatkan kinerja karyawan, yang biasa disebut dengan istilah manajemen.Oleh karena itu perusahaan meyakini untuk bisa mencapai tujuan perusahaan dibutuhkan sistem manajemen kinerja yang efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi karyawan terhadap penerapan sistem manajemen kinerja PT. XYZ. Jenis penelitian ini applied research dengan menggunakan metode pengumpulan data gabungan metode kuantitatif melalui survei menggunakan kuesioner yang dimodifikasi dari model kuesioner Weiss dan Hartle (1997) untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap sistem manajemen kinerja dan metode kualitatif dengan menggunakan wawancara mendalam. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan kantor pusat PT. XYZ yang berjumlah 315 orang dengan metode non-probability sampling, dengan jenis sampel yang digunakan adalah purpossive sampling sebanyak 104 responden untuk survei dan 3 narasumber untuk wawancara mendalam. Data kuantitatif diolah menggunakan SPSS 22 untuk mencari nilai mean dari setiap tahapan proses manajemen kinerja. Batas minimum suatu sistem manajemen kinerja dikatakan baik adalah nilai mean sebesar 3,20. Sedangkan data kualitatif diolah dengan menggunakan verbatim, reduksi data, intepretasi hasil, dan kesimpulan berdasarkan tahapan proses manajemen kinerja. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan sistem manajemen kinerja secara keseluruhan belum cukup baik dengan nilai mean sebesar 2,94. Untuk masing-masing tahapan dalam proses manajemen kinerja sendiri menunjukan nilai mean 3,07pada perencanaan, 3,09 pada pelaksanaan, 2,85 pada penilaian, dan 2,75 pada tindak lanjut. Ini menunjukan bahwa sistem manajemen kinerja di PT. XYZ dikategorikan lemah. Hal tersebut juga didukung dari hasil wawancara yang menunjukan bahwa tidak adanya kesepakatan antara atasan dan bawahan mengenai apa yang dilakukan dan dicapai dalam pekerjaan. Sehingga karyawan merasa tidak tahu apa yang harus mereka lakukan dalam pekerjaan, bagaimana cara meningkatkan kinerja, apa yang harus dicapai, dan apa yang akan mereka peroleh ketika mereka mencapai atau tidak mencapai target mereka.
Keywords
retail fashion accessories; sistem manajemen kinerja
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.34149/jmbr.v13i1.28